Oase Iman /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 21/09/2023 07:00 WIB

8 Keutamaan Mengajarkan Ilmu

Ustad Junaedi Putra
Ustad Junaedi Putra
Oleh: Junaedi Putra,  S. Pd. S. Ag.
Pengisi Kajian Mutiara Hikmah Radio Dakta
 
Setelah kita pelajari betapa agungnya menuntut ilmu, mari kita renungkan perumpamaan Rasulullah bagi orang yg belajar lalu mengajar dan memberi manfaat.
Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu,  dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda :
 
مَثَلُ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ مِنَ ال�"هُدَى وَال�"عِل�"مِ كَمَثَلِ ال�"غَي�"ثِ ال�"كَثِي�"رِ أَصَابَ أَر�"ضًا، فَكَانَ مِن�"هَا نَقِي�"َةٌ قَبِلَتِ ال�"مَاءَ، فَأَن�"بَتَتِ ال�"كَلَأَ وَال�"عُش�"بَ ال�"كَثِي�"رَ، وَكَانَت�" مِن�"هَا أَجَادِبُ  أَم�"سَكَتِ ال�"مَاءَ، فَنَفَعَ اللهُ بِهَا الن�"َاسَ فَشَرِبُو�"ا وَسَقَو�"ا وَزَرَعُو�"ا، وَأَصَابَت�" مِن�"هَا طَائِفَةً أُخ�"رَى، إِن�"َمَا هِيَ قِي�"عَانٌ لَا تُم�"سِكُ مَاءً وَلَا تُن�"بِتُ كَلَأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَن�" فَقُهَ فِي�" دِي�"نِ اللهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي�" اللهُ بِهِ، فَعَلِمَ وَعَل�"َمَ، وَمَثَلُ مَن�" لَم�" يَر�"فَع�" بِذَلِكَ رَأ�"سًا، وَلَم�" يَق�"بَل�" هُدَى اللهِ ال�"َذِي�" أُر�"سِل�"تُ بِهِ
 
Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allâh mengutusku dengannya laksana hujan deras yang membasahi tanah. Ada tanah subur yang dapat menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada tanah kering yang dapat menampung air, lalu Allâh  memberikan manfaat kepada manusia dengannya sehingga mereka bisa meminumnya, mengairi tanaman, dan bercocok tanam. Hujan itu juga menimpa jenis (tanah yang) lain yaitu yang tandus, tidak dapat menampung air dan tidak pula menumbuhkan tanaman. Itulah perumpamaan orang yang mendalami agama Allâh, lalu ia mengambil manfaat dari apa yang Allâh mengutus aku dengannya, sehingga ia berilmu lalu mengajarkannya. Dan perumpamaan orang yang tidak peduli dengannya dan tidak menerima hidayah Allâh  yang aku diutus dengannya.
 
(HR.Al-Bukhâri (no. 79), Muslim (no. 2282), Ahmad (IV/399), an-Nasa-i dalam as-Sunanul Kubra (no. 5812), Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 903), Abu Ya’la dalam Musnad-nya (no. 7274), dan yang lainnya.)
 
Setelah kita belajar, hal yg tak bisa dipisahkan adalah mengajarkan dan menyebarkan ilmu itu keseluruhan penjuru dunia karena setiap manusia berhak mendapatkan hidayah, sebagaimana setiap tempat berhak mendapatkan cahaya.
 
1. Menjadi perantara hidayah lebih baik dari pada mendapatkan unta merah.
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,
 
فَوَالل�"َهِ لأَن�" يَه�"دِىَ الل�"َهُ بِكَ رَجُلاً خَي�"رٌ لَكَ مِن�" أَن�" يَكُونَ لَكَ حُم�"رُ الن�"َعَمِ
“Demi Allah, jika Allah memberikan petunjuk kepada satu orang saja melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu dibandingkan dengan unta merah (yaitu unta yang paling bagus dan paling mahal, pen.).” (HR. Bukhari no. 3009, 3701, 4210 dan Muslim no. 6376)
 
2. Mendapat Pahala yang terus mengalir walaupun sudah wafat.
 
إِذَا مَاتَ الإِن�"سَانُ ان�"قَطَعَ عَن�"هُ عَمَلُهُ إِلا�"َ مِن�" ثَلاَثَةٍ إِلا�"َ مِن�" صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَو�" عِل�"مٍ يُن�"تَفَعُ بِهِ أَو�" وَلَدٍ صَالِحٍ يَد�"عُو لَهُ
 
"Jika anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 4310) 
 
Dalam hadits lain Rasulullah menekankan pentingnya sedekah dan mengajarkan ilmu.
 
أَر�"بَعٌ مِن�" عَمَلِ الأَح�"يَاءِ يَج�"رِي لِلأَم�"وَاتِ: رَجُلٌ تَرَكَ عَقِبًا صَالِحًا يَد�"عُو لَهُ يَت�"بَعُهُ دُعَاؤُهُم�"، وَرَجُلٌ تَصَد�"َقَ بِصَدَقَةٍ جَارِيَةٍ مِن�" بَع�"دِهِ لَهُ أَج�"رُهَا مَا جَرَت�" بَع�"دَهُ، وَرَجُلٌ عَل�"َمَ عِل�"مًا فَعُمِلَ بِهِ مِن�" بَع�"دِهِ لَهُ مِث�"لُ أَج�"رِ مَن�" عَمِلَ بِهِ مِن�" غَي�"رِ أَن�" يَن�"قُصَ مِن�" أَج�"رِ مَن�" عَمِلَ بِهِ شَي�"ءٌ
 
"Empat amalan orang hidup yang (pahalanya) tetap mengalir setelah orang tersebut meninggal dunia. Seseorang yang mempunyai anak shalih yang berdoa untuknya dan doa tersebut bermanfaat untuknya. Seseorang yang bersedekah, maka pahalanya mengalir untuknya selama sedekah itu berpahala setelahnya. Seseorang yang mengajarkan ilmu dan mengamalkannya setelahnya, maka baginya pahala sebesar pahala orang yang mengamalkannya tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang yang mengamalkannya tersebut.”  (HR. Thabrani.)
 
Bahkan mengajar menjadi amal yg pertama disebut dari 7 amal jariyah oleh Rasulullah
 
سَب�"عٌ يَج�"رِي�" لِل�"عَب�"دِ أَج�"رهن و هُوَ فِي�" قَب�"رِهِ بَع�"دَ مَو�"تِهِ : مَن�" عَلِمَ عِل�"مًا أَو�" أجرى نَهَرًا أو حفر بِئ�"رًا أو غرس نَخ�"لًا أو بَنَى مَس�"جِدًا أو وَرَثَ مُص�"حَفًا أو تَرَكَ وَلَدًا يَس�"تَغ�"فِرَ لَهُ بَع�"دَ مَو�"تِهِ
 
”Tujuh amalan yang pahalanya mengalir kepada seorang hamba meskipun ia berada di dalam kuburnya setelah meninggal: barangsiapa yang mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanam kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf, atau mempunyai seorang anak yang memohonkan ampun untuknya setelah dia meninggal.” (HR. Al-Bazzaar) 
 
3. Mendapatkan pahala orang yang mengikuti ilmu yg diajarkan
 
 
من علم علما فله أجر من عمل به لا ينقص من أجر العامل شيء
 
“Siapa yang mengajarkan ilmu, maka ia mendapatkan pahala orang yang mengamalkan, tidak berkurang dari pahala orang yang beramal itu sedikit pun juga.” (HR. Ibnu Majah, dari Mu’adz bin Anas)
Bahkan secara umum Rasulullah bersabda:
 
مَن�" دَل�"َ عَلَى خَي�"رٍ فَلَهُ مِث�"لُ أَج�"رِ فَاعِلِهِ
 
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).
Lebih dari itu bahkan sekadar menjadi pelopor kebaikan pun mendapat pahala mengalir dan begitu pula sebaliknya.
 
مَن�" سَن�"َ فِى الإِس�"لاَمِ سُن�"َةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَع�"دَهُ كُتِبَ لَهُ مِث�"لُ أَج�"رِ مَن�" عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَن�"قُصُ مِن�" أُجُورِهِم�" شَى�"ءٌ وَمَن�" سَن�"َ فِى الإِس�"لاَمِ سُن�"َةً سَي�"ِئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَع�"دَهُ كُتِبَ عَلَي�"هِ مِث�"لُ وِز�"رِ مَن�" عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَن�"قُصُ مِن�" أَو�"زَارِهِم�" شَى�"ءٌ
 
“Barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR. Muslim no. 1017. Dari Abu Hurairah)
 
4. Perintah Rasulullah
 
Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk menyampaikan apa yg mereka pelajari langsung dari Rasulullah.
 
بَلِ�"غُوا عَنِ�"ى وَلَو�" آيَةً
 
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461, Dari ‘Abdullah bin ‘Amr).
 
Dan begitulah para sahabat mengajarkan kepada para ulama dari generasi ke generasi untuk mengajarkan apa yg mereka dapat dari guru mereka walaupun sedikit yg bisa disampaikan karena keterbatasan waktu dan kesempatan untuk berdakwah.
 
Di sisi lain Rasulullah memerintahkan murid untuk hormat dan beradab baik kepada guru.
 
. تَعَلَ�"مُو�"اوَعَلِ�"مُو�"اوَتَوَاضَعُو�"الِمُعَلِ�"مِي�"كُم�" وَلَيَلَو�"ا لِمُعَلِ�"مِي�"كُم�" ( رَواهُ الطَ�"ب�"رَانِي�")
 
"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Thabrani).
 
5. Allah melaknat orang yang menyembunyikan ilmu
 
إِن�"َ ال�"َذِينَ يَك�"تُمُونَ مَا أَنزَل�"نَا مِنَ ال�"بَي�"ِنَاتِ وَال�"هُدَىٰ مِن بَع�"دِ مَا بَي�"َن�"َاهُ لِلن�"َاسِ فِي ال�"كِتَابِ ۙ أُولَٰئِكَ يَل�"عَنُهُمُ الل�"َهُ وَيَل�"عَنُهُمُ الل�"َاعِنُونَ
 
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Kami telah turunkan berupa keterangan dan petunjuk setelah Kami jelaskan kepada manusia, maka mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh semua yang bisa melaknat.” (QS. Al-Baqarah[2]: 159)
 
Definisi laknat adalah Al bu'du min rohmatillah (jauh dari rahmat Allah). Maka mafhum mukholafah dari ayat di atas adalah orang yg menyampaikan kebenaran akan mendapatkan rahmat/kasih sayang Allah dekat dalam hidupnya.
 
Allah sudah memberi amanah kepada kaum yahudi dan nasrani untuk tidak menyembunyikan kebenaran tp mereka justru menyembunyikannya 
 
وإذ أخذ الله ميثاق الذين أوتوا الكتاب لتبيننه للناس ولا تكتمونه
 
“Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi al-Kitab, yaitu hendaklah mereka menerangkan isi kitab tersebut kepada manusia dan janganlah menyembunyikannya.” (Ali ‘Imraan ayat 187)
 
Betapa pentingnya ilmu bagi hidup setiap manusia bahkan Rasulullah mengancam orang yg menyembunyikan ilmu dalam hadits berikut 
 
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan lalu ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat kelak Allah SWT akan mengekangnya dengan kekang api neraka.” (HR Abu Dawud dan Imam Tirmidzi). 
 
6. Mengajarkan ilmu adalah tugas paling mulia sekaligus tujuan utama diutusnya Rasulullah
 
إن الله لم يبعثني معنتا ولا متعنتا، ولكن بعثني معلما ميسرا
 
“Sesungguhnya Allah tidak mengutusku sebagai orang yang memaksakan kehendak dan tidak pula keras kepala, akan tetapi dia mengutusku sebagai pengajar lagi memberikan kemudahan.” (HR. Muslim dari Jabir ibn ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma)
 
itulah sebabnya semua yg berkaitan dengan asas pengajaran dilakukan dengan sempurna oleh Rasulullah. Diantaranya:
 
Tidak Tergesa gesa dalam mengajar.
 
dari Aisyah RA bahwasanya ia berkata: 
“Rasulullah SAW tidak pernah berkata dengan tergesa-gesa sebagaimana yang biasa kalian lakukan. Akan tetapi, beliau berkata dengan ucapan yang sangat jelas dan terperinci, sehingga orang lain yang duduk bersamanya akan dapat menghafal setiap perkataan beliau.” (HR Imam Tirmidzi). 
 
Rajin mengulang pelajaran
 
“Rasulullah sering mengulang-ulang perkataan beliau sebanyak tiga kali; hal itu dimaksudkan agar setiap perkataan yang beliau paparkan dapat dipahami.” (HR Imam Tirmidzi).
 
Bicara sesuai tingkat intelektualitas dan kemampuan menerima setiap orang yg berbeda. 
 
“Katakanlah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui, serta tinggalkanlah apa yang tidak mereka ketahui dan tidak mereka sukai. Apakah kamu ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR Bukhari).  
 
Menempatkan setiap orang di tempat yang tepat. 
 
“Kami khususnya, para nabi, diperintahkan untuk menempatkan orang sesuai dengan tingkatan mereka. Dan supaya kami menyampaikan kepada mereka menurut tingkatan pengertian (kecerdasannya).” (HR Abu Dawud). 
 
7.  Mendapat doa dari semua makhluk
 
Inilah point yg paling saya suka. Allah bershalawat dengan memberikan rahmatNya, malaikat dan seluruh makhluq sampai yg tidak kita bisa hitung jumlahnya semuanya berdoa kepada Allah untuk kebaikan semua guru di dunia dan akhirat.
 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 
إِن�"َ الل�"َهَ وَمَلائِكَتَهُ حَت�"َى الن�"َم�"لَةَ فِي جُح�"رِهَا، وَحَت�"َى ال�"حُوتَ 
فِي ال�"بَح�"رِ لَيُصَل�"ُونَ عَلَى مُعَل�"ِمِ الن�"َاسِ ال�"خَي�"رَ
 
“Sesungguhnya Allah, malaikat-malaikatNya, sampai semut di sarangnya, dan ikan di lautan bershalawat untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Thabrani.)
 
8. Bahkan dalam keadaan perang pun tetap harus ada orang yang belajar dan mengajar agar bisa mengingatkan
 
فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون
 
“Mengapa tidak pergi beberapa orang dari tiap-tiap golongan di antara mereka untuk memperdalam pengetahuan agama mereka, dan memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali kepadanya, agar mereka bisa memelihara diri mereka.” (at-Taubah ayat 122)
 
Jihad itu kewajiban yg sangat penting untuk mempertahankan eksistensi agar tidak dibantai musuh Islam. Kendatipun demikian tidak boleh melalaikan kaum muslimin dari menuntut ilmu dan mengajarkan agar kaum muslimin selalu dalam keadaan waspada dan bisa memelihara diri.
 
Begitu penting dan agungnya menuntut ilmu serta mengajarkan ilmu. Semoga risalah singkat ini bisa membesarkan hati guru di negri tercinta ini. Bahwa kebijakan penguasa belum berpihak pada guru, tidak lantas membuat kita patah arang untuk terus mengajar dalam kesempatan dan dengan sarana apapun. Semoga dalam waktu dekat Allah berikan kepada kita pemimpin yg benar benar peduli kepada pendidikan dan memuliakan guru sebagaimana mestinya. 
 
Wallahu a'lam bisshowwab
Sumber : Junaedi Putra, S. Pd. S. Ag.
- Dilihat 19227 Kali
Berita Terkait

0 Comments