Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 09/06/2024 19:00 WIB

Siloam Hospital Group Gelar Simposium Kesehatan Bertajuk Scientific Update in Pediatric

Siloam Hospital Group Gelar Simposium Kesehatan
Siloam Hospital Group Gelar Simposium Kesehatan
CIKARANG, DAKTACOM - Siloam Hospital Group menyelenggarakan simposium kesehatan yang membahas perkembangan terkini dalam diagnosis, pengobatan, dan manajemen pasien pediatrik (anak).
 
Menurut data pemerintah, sekitar 2 juta Warga Negara Indonesia (WNI) melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tujuan pengobatan setiap tahunnya, dengan total potensi devisa negara yang hilang mencapai Rp 165 triliun. Fenomena ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis di dalam negeri. Untuk mengatasi hilangnya devisa negara akibat banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri, diperlukan kolaborasi solid dan upaya bersama untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan para profesional kesehatan, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik dan mutakhir kepada masyarakat.
 
Direktur Rumah Sakit Siloam Cikarang, dr. Albert Limanto, menegaskan bahwa kebutuhan akan informasi dan kolaborasi di bidang kesehatan terus berkembang.
 
“Oleh karena itu, penting bagi para profesional kesehatan untuk terus berkolaborasi dan bertukar ilmu pengetahuan dalam upaya peningkatan standar pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri," ujarnya.
 
Menurutnya, Siloam Hospitals Group berkomitmen sebagai pusat pelayanan medis yang unggul dan akan terus mendukung kegiatan-kegiatan update informasi kesehatan yang dapat memberikan perubahan bagi perkembangan kesehatan di Indonesia.
 
Pada simposium kesehatan ini, Siloam Hospital Group juga berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Beberapa pembahasan terkait spesialisasi anak disampaikan oleh dr. Dwi Fiona, M.Sc.Sp.A, Spesialis Anak Siloam Bekasi Sepanjang Jaya, yang memberikan informasi mengenai "Learning Disorders: How to Early Detection and Intervention."
 
Ia menjelaskan bahwa kesulitan belajar pada anak merupakan fenomena kompleks yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, lingkungan, dan individual. Mengidentifikasi dan memahami kesulitan belajar adalah langkah penting dalam menyediakan dukungan yang dibutuhkan untuk membantu anak mencapai potensi penuh mereka.
 
"Sangatlah penting bagi tenaga kesehatan dan profesional terkait untuk mengidentifikasi kesulitan belajar dan membedakan berbagai jenis kesulitan belajar sehingga tidak ada lagi disleksia yang tertukar dengan disabilitas intelektual," katanya.
 
dr. Irfan Wahyudi, Sp.U(K), Uropediatric Siloam Hospitals Asri, mengungkapkan bahwa kelainan genital pada anak laki-laki merupakan hal yang umum dijumpai dan ragam kelainannya sangat bervariasi.
 
"Untuk itu, pentingnya deteksi dini, kepedulian, dan tata laksana yang tepat dapat mengatasi kelainan genital pada pediatrik. Orang tua juga dapat berperan penting dalam membantu identifikasi kelainan tersebut," ungkapnya.
 
Spesialis Jantung Anak Siloam Hospitals Lippo Cikarang, dr. Tri Yanti Rahayuningsih, Sp.A(K), menerangkan tentang Non-invasive Definitive Treatment for Pediatric Patients with Simple Congenital Heart Disease.
 
Ia menyebut penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang sudah ada sejak lahir, dan ini adalah kelainan jantung paling umum di seluruh dunia.
 
"Tiga tata laksana utama untuk penyakit jantung bawaan pada anak, yaitu medikamentosa, kateterisasi jantung, dan operasi bedah koreksi," ungkapnya.
 
Spesialis Gizi Klinik Siloam Hospitals Bekasi Timur, dr. Pauline Octaviani, Sp.GK, berbagi informasi mengenai cara mencegah stunting dengan MPASI tinggi protein hewani.
 
“Stunting merupakan kekurangan gizi kronis akibat berbagai kondisi lingkungan lintas sektoral yang merugikan, termasuk asupan makanan. Stunting sering kali dimulai di dalam rahim dan berlanjut hingga dua tahun pertama kehidupan setelah lahir,” jelasnya.
 
Oleh karena itu, bayi dan anak kecil perlu mengonsumsi makanan yang bervariasi untuk memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan yang sehat.
 
"Penting untuk menggunakan protein hewani seperti telur, hati ayam, dan ikan (lele, nila, gurame, dan lainnya). Selain itu, edukasi pencegahan stunting harus dimulai dari gizi pada remaja putri, ibu hamil, dan juga ibu menyusui," ujarnya.
 
Simposium ini diharapkan menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan kualitas pelayanan medis di Indonesia, khususnya dalam bidang pediatrik, serta mengurangi jumlah WNI yang mencari pengobatan ke luar negeri. * * *
Reporter : Ardi Mahardika
- Dilihat 980 Kali
Berita Terkait

0 Comments