Opini /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 29/11/2024 10:00 WIB

Kabupaten Bekasi Tentukan Pemimpinnya Sendiri, Sejarah Baru dan Terulangnya Pilkada 2012

Ilustrasi kepala daerah 1
Ilustrasi kepala daerah 1

Oleh: Ardi Mahardika 

Usai sudah perhelatan Pilkada serentak 2024, tepat dua hari setelah pemungutan suara, pada 27 November 2024, saat saya menulis artikel ini, beberapa daerah sudah diketahui pemenangnya. Para Paslon mengklaim telah memenangi pemilihan berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) C1 disitus resmi KPU maupun dari data milik internalnya. Meski begitu KPU di daerah baru akan melaksanakan pleno penghitungan dan memutuskan pemenangnya di awal Desember.

 

Pemilihan kepala daerah (Pemilukada) serentak 2024 ini berlangsung di 545 daerah meliputi 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota.Pilkada 2024 diikuti oleh 1.556 pasangan kandidat kepala daerah di berbagai tingkat pemerintahan.

 

Peserta Pilkada terdiri dari: 103 pasang calon gubernur-wakil gubernur di 37 provinsi, 1.168 pasang calon bupati dan wakil bupati di 415 kabupaten, 284 pasang calon wali kota dan wakil wali kota di 93 kota. 

 

Di Kabupaten Bekasi ada hal yang menarik, masyarakat akhirnya tentukan pemimpinnya sendiri, sejarah baru dan terulangnya Pilkada 2012. Kenapa begitu? Sebelum bahas judul diatas, berikut profil calon dan partai pengusung calon bupati dan wakil Bupati Bekasi peserta Pilkada 2024.

 

1. Dani Ramdan-Romli 

Dani Ramdan-Romli merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bekasi nomor urut 1. Mereka diusung enam partai, yaitu PKB, Demokrat, Golkar, PSI, Gelora, Hanura. Dani Ramdan birokrat Provinsi Jabar yang kenyang pengalaman jadi Pj karena selama tiga tahun ditugaskan di Kabupaten Bekasi. Sementara Romli adalah ketua DPC Partai Demokrat.

 

2. BN Holik Qodratullah dan Faizal Hafan Farid 

BN Holik Qodratullah dan Faizal Hafan Farid merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bekasi nomor urut 2. Mereka diusung empat partai, yaitu Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Nasdem. BN Holik mantan ketua DPRD 2019-2024 sementara Faizal anggota DPRD Jabar 2019-2024.

 

3. Ade Kuswara Kunang dan Asep Surya Atmaja

Ade Kuswara Kunang dan Asep Surya Atmaja merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bekasi nomor urut 3. Mereka diusung PDI Perjuangan, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, Partai Ummat, dan Garuda. Ade dan Asep pernah menjabat anggota DPRD Kabupaten Bekasi 2019-2024. 

 

Kembali lagi, berdasarkan pengamatan sejak jadi wartawan di Kabupaten Bekasi, wawancara langsung, maupun on air bersama narasumber politisi, pengamat politik dan akademisi, rasanya seperti de javu. Pilkada 2012 terulang. Ade Kuswara Kunang dan Asep Surya Atmaja memimpin perolehan suara Pilkada Kabupaten Bekasi, meski belum resmi, mereka mengklaim punya 46 persen, sementara Holik-Faizal 40 persen dan Dani Ramdan-Romli yang cuma punya 14 persen suara.

 

Jika dilihat, semasa kampanye pasangan ini hasil persentasenya surveinya cenderung sedikit, Rilis survei Polmark, yang selalu diagungkan Dani-Romli saat debat kandidat di televisi karena mencapai 58 persen, Ade-Asep masih kalah jauh, tapi ingat survey itu milik Polmark yang notabene konsultan politik Dani-Romli. 

 

Jumawa Sang Petahana

Kejumawaan Dani dengan hasil survei dan modal percaya diri dikenal masyarakat karena selama tiga tahun ditunjuk sebagai Pj nyatanya tidak berpengaruh, program-program ketika menjabat yang sering diagulkan tidak berkontribusi besar meraup suara di Pilkada. Seperti di tahun 2012, petahana kala itu, Sa'duddin begitu yakin bisa menang namun akhirnya kalah juga.

 

Dukungan Orang Tua

Di Pilkada tahun 2012, penantang Sa'duddin datang dari wakilnya Darip Mulyana dan anak dari seorang tokoh berpengaruh, Haji Yasin yakni Neneng Hasanah. Neneng tidak diperhitungkan, masih muda, pengalamannya minim di politik. Tapi dibelakangnya, Haji Yasin. Sebagai orang tua tentu akan mati-matian agar anaknya jadi. Itu terbukti, Neneng dan Rohim menang Pilkada.

 

Ini terjadi lagi, Ade Kunang yang merupakan anak dari tokoh Bekasi HM Kunang unggul di Pilkada 2024. HM Kunang seorang pebisnis, penggiat budaya, ketua ormas dan kepala desa Sukadami, tentu memiliki jaringan. HM Kunang lihai mengkoordinasikan tokoh-tokoh dan jaringan ormas serta LSM untuk mendukung anaknya di Pilkada tahun ini.

 

Bekasi pun akhirnya memilih pemimpinnya sendiri, setelah tiga tahun jabatan bupati kosong dan diisi oleh Pj impor dari Jabar yang ditunjuk pemerintah.

 

Kemenangan Ade Kunang juga mencatat sejarah baru buat PDIP, setelah dua dekade gelaran Pilkada langsung, akhirnya PDIP bisa menang dan punya bupati. Untuk wakilnya, Asep juga mencatat sejarah, ia meneruskan jabatan abangnya almarhum Eka Supria Atmaja.

 

Dalam wawancara on air bersama Suparno, anggota tim pemenangan Ade-Asep dari partai buruh, ia menyebut, partainya punya sejarah kali ini, pertama ikut pemilu kemudian menempatkan kadernya Asep menang di Pilkada. Asep memang sudah jadi bagian dari partai buruh, sebelumnya pria yang berprofesi sebagai dokter ini kader Golkar.

 

Sebelum pemilihan pasangan ini sempat dikejutkan dengan ditangkapnya ketua tim sukses Soleman oleh Kejaksaan. Ketua DPC PDIP sekaligus wakil ketua DPRD itu ditersangkakan melakukan suap proyek APBD. Ditangkapnya Soleman diperkirakan akan berpengaruh pada perolehan suara Ade-Asep, tapi ternyata tidak.

 

Menurut pengamat politik sekaligus akademisi Universitas Panca Sakti Bekasi Yogie Krisnayadi tertangkapnya Soleman tidak berpengaruh bagi pasangan calon.

 

"Karena masyarakat tidak kenal siapa itu Soleman, di level bawah tidak kenal karena melihatnya calon, hanya dilevel elitis mungkin," katanya.

 

Yogie menyebut tantangan terbesar Bupati Bekasi terpilih adalah menyelesaikan persoalan pendidikan dan pengangguran serta persoalan lainnya seperti infrastruktur, pertanian dan industri.

 

"Sebagai daerah industri setidaknya kita harus punya kampus negeri dan perbanyak balai latihan kerja (BLK). Harus ada kolaborasi bersama semua pihak termasuk akademisi, pengusaha, media, semuanya supaya programnya jalan. Sebagai politisi muda, Ade juga dituntut cepat belajar, setelah dilantik harus mengkoordinasikan pejabat Pemkab agar dapat mengimplementasikan programnya," ujarnya.

 

Kemenangan Ade-Asep harus semata-mata menjadi kemenangan masyarakat Kabupaten Bekasi. Setiap kontestasi wajar ada yang kalah ada yang menang. Perhelatan Pilkada idealnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat yang bisa tersentuh langsung oleh program yang dibuat pemerintah daerah.

Cijengkol Setu, 29 November 2024

Reporter : Ardi Mahardika
- Dilihat 230 Kali
Berita Terkait

0 Comments